Jakarta – KOLOMNUSA.COM: Kasus dugaan korupsi dibalik defisit anggaran Jiwasraya hingga merugikan negara trilluyan Rupiah melebar hingga menyasar kepada Moeldoko sebagai pejabat nomor satu di Kantor Staff Kepresidenan (KSP) Pemerintahan Jokowi – Ma’ruf. Bola Panasnya bergulir sangat cepat, sehingga wacana pencopotan Moeldoko menjadi trending netizen di sejumlah sosial media di Indonesia.
Pasalnya Harry Prasetyo,mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan salahsatu staff yang direkrut Moeldoko untuk KSP. Hal lain juga beredar hoaks Harry merupakan salahseorang anggota keluarga Moeldoko, yakni menantu atau keponakan sehingga tuduhan mengarah terjadinya nepotisme jabatan.
Menanggapi ini, Sekretaris Umum Nasional Majelis Kehormatan Forum Masyarakat Nusantara Indonesia (MKF MNI) Loly Opin Saestue, S.Sos. menyebut banyak oknum-oknum yang sengaja menjadikan isu negatif ini sebagai “panggung” dan sengaja dihembuskan demi alasan tertentu.
“Ada upaya membuat dugaan kasus ini menjadi kabur. Kuatnya isu-isu & hoaks liar yang negatif sengaja dihembuskan bahkan mengarah kepada merongrong wibawa pemerintah,” demikian Loly Opin kepada KOLOMNUSA.COM.
Menurut dia, pola ini dihembuskan supaya tercipta kekacauan informasi sehingga substansi dari kasus menjadi lambat laun hilang tanpa bekas, berganti dengan ketidakstabilan jalannya pemerintahan yang sedang berlangsung.
“Pak Moeldoko sudah menjelaskan secara gamblang bahwa terduga kasus korupsi bukan merupakan anggota keluarganya. Lalu menuntut pencopotan beliau. Motif menghubungkan ini dengan Pak Moeldoko jelas politik kotor,” tegas Loly Opin.
Mestinya percayakan saja kepada aparat hukum yang berwenang, lanjutnya. Apalagi performance penegak hukum kita seperti KPK, Kejaksaan & Kepolisian sedang gencar memberantas kasus-kasus korupsi.
“Kita bisa melihat belakangan ini KPK, Kejaksaan & Kepolisian tengah gencar perang melawan korupsi dilihat dari sejumlah kasus yang mengemuka. Oknum- oknum yang nyinyir ini perlu diperiksa Polisi, Kebebasan berbicaranya sudah kebablasan. Samasekali tidak ilmiah dan membodohi rakyat,” tegas Loly Opin.
Seperti informasi yang didapat melalui sumber KOLOMNUSA.COM, beredar luas ajakan demo untuk pencopotan Moeldoko dari KSP. pesan berantai tersebut menyebut tanggal dan nomor kontak kordinator demo pencopotan Moeldoko yang akan digelar di depan istana beberapa hari ke depan beredar secara luas melalui sosial media whatsapp. KOLOMNUSA.COM belum bisa melakukan kontak dengan kordinator aksi sehubungan demo tersebut.
Sementara, Jaksa Agung ST Burhanuddin lalu menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan penyidikan sejak 17 Desember lalu. Dari proses penyidikan itu, Kejagung menemukan indikasi tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi Jiwasraya.
Temuan pertama, penempatan 22,4 persen saham sebesar Rp5,7 triliun dari aset finansial. Sebanyak 95 persen dari RP5,7 T itu ditempatkan pada perusahaan dengan kinerja buruk. Sisanya pada perusahaan dengan kinerja baik.
Kemudian juga ditemukan penempatan 59,1 persen reksa dana senilai Rp14,9 triliun dari aset finansial. Sebanyak 98 persen dari Rp14,9 T itu dikelola manajer investasi berkinerja buruk dan sisanya berkinerja baik.
Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM juga melakukan pencegahan terhadap eks direktur utama dan eks dirkeu Jiwasraya, Hendrisman Rahim dan Hary Prasetyo, ke luar negeri.
kolomnusa.com adalah media digital terintegrasi Nasional , dengan jumlah tampilan laman perhari rata-rata 1000 pageviews. Untuk informasi prosedur pemasangan iklan/advertorial/kerjasama media partner, silahkan menghubungi marketing kami kami di kolomnusa@gmail.com